Pagi ini demikian
dingin. Hujan turun dan terang belum juga tiba. Jalanan sepi, sesepi
hatiku. Dan kunikmati keheningan sebelum fajar tiba, sebelum
lalulalang kendaraan mengurainya. Suara rintik hujan dan hembusan
angin tak mampu mengusir sepi yang menggigit jiwa ini. Entah mengapa,
terasa ada sesuatu yang terasa lembut menyapa hatiku. Sesuatu yang
demikian samar sehingga kadang hanya sayup-sayup menyentuh
perasaanku. Keheningan memang selalu menimbulkan suatu yang intim
saat kita berada bersamanya.
Hidup selalu memiliki faktor X dalam
kesadaran kita saat kita berada dalam suasana hening. Dimana tak ada
sesuatu yang mengusik renungan kita. Dan selama kita berani untuk
menghadapi diri kita, berani untuk meninjau segala sikap dan
perbuatan kita, maka kita akan menemukan kejujuran dalam nurani kita
sendiri. Apa yang salah, apa yang benar dan bahkan apa yang kita
ragukan, akan membuat kita berpikir betapa terbatasnya kemampuan
kita. Betapa keinginan kita sering tak sejalan dengan kenyataan yang
kita jalani. Tetapi memang begitulah adanya.
Kita semua hidup dalam kesendirian.
Kita semua memiliki kesadaran dan sebab itu, tidaklah layak kita
hanya meyakini sesuatu karena sesuatu itu sudah menjadi hal yang
lumrah bagi orang banyak. Sebab kita tidak tahu, atau mungkin tidak
sadar, betapa pun banyaknya manusia di dunia ini, masing-masing pasti
memiliki pemikiran sendiri yang tak dapat dan tak mungkin dapat kita
kenali secara utuh. Demikianlah diri ini hanya setitik noktah dalam
alam kehidupan yang maha tetapi titik itu sesungguhnya adalah pusat
dari kehidupan itu sendiri. Sebab tanpa kita, tanpa kesadaran yang
kita miliki, sesungguhnya alam kehidupan hanya sesuatu yang hampa dan
kosong.
Maka di pagi yang dingin ini, kala
hujan turun mengusir kabut dini hari, aku menemukan diriku dalam
keheningan yang demikian tenang. Dan damai. Segala pengalaman hidup,
segala kenyataan yang ada, terasa hanya sayup-sayup dan makin menjauh
dalam waktu yang lewat. Dan walau hidup ini terasa demikian
meletihkan, ketika langkah-langkah yang kulalui setiap hari terasa
demikian terseot-seot, ada sesuatu yang tetap menjadikan kita semua
tetap ingin dan harus menjalaninya: Semangat. Hidup memang selalu
memiliki faktor X yang tak mungkin kita tolak atau abaikan. Jadi
hiduplah bersama kenyataan yang ada.
Tonny Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar