Sehabis hujan, pelangi
pun muncul. Lajur warna-warni yang indah dengan latar mendung dalam
udara yang sejuk. Keindahan pelangi itu sungguh terasa kontras dengan
langit yang berwarna abu-abu gelap. Seakan ingin menggambarkan betapa
keberagaman warna-warni jauh lebih mempesona daripada keseragaman.
Seakan ingin menunjukkan kepada kita bahwa dunia ini tak pernah dapat
disatu-warnakan. Dan mereka yang berambisi untuk membuat dunia
menjadi seragam sungguh suatu kemustahilan karena bertentangan dengan
jiwa dan semangat alam semesta itu sendiri.
Sebab apakah kita ada di
dunia ini? Untuk apakah kita ada diantara sekian banyak kehidupan
lain di alam semesta ini? Siapakah kita sehingga ingin menyamakan
semua kehidupan agar serupa dengan kehidupan kita? Tidakkah lebih
baik jika kita hidup dengan dan bersama aneka perbedaan untuk dapat
menyatukan warna kita dengan beragam warna kehidupan lain agar
tercipta sebuah harmoni pelangi yang menakjubkan bagi kehidupan alam
semesta? Bukankah itulah tujuan dari Sang Pencipta dengan menciptakan
setiap kehidupan masing-masing dengan ciri khas-nya untuk bersatu
dalam keindahan dan kemuliaan-Nya?
Pelangi seusai hujan
sungguh muncul dengan satu pesona yang sangat menakjubkan. Setelah
hujan mengusir panas terik. Dan pelangi muncul di langit yang kelabu
tertutup mendung. Semuanya seakan mengabarkan kepada kita bahwa
sesungguhnya di tengah ketidak-kekalan hidup ini, selalu ada harapan
untuk menikmati pesona alam. Selalu ada nuansa suka cita dalam
perbedaan walau sering kelihatan tak rapi. Tetapi siapa yang
mengatakan bahwa dunia ini harus selalu tertata rapi dan bahwa
keseragaman adalah sesuai dengan kehendak Sang Pencipta sesungguhnya
sama sekali tak mengenal Penciptanya sendiri.
Kita lahir dari ayah
bunda tetapi kita jelas tidak sama dengan mereka. Kita berada di
antara saudara-saudari, kerabat, sahabat dan tetangga kita tetapi
pasti bahwa kita adalah kita dan bukan mereka. Kita punya mimpi
sendiri. Kita memiliki kemampuan, pemikiran dan perasaan, serta
dengan harapan dan kekecewaan sendiri. Kita mengalami hal-hal baik
atau buruk dalam pengalaman hidup kita sendiri. Dan pasti, bahwa
hanya kita saja yang dapat mengetahui dengan sesungguhnya rasa suka
atau duka yang kita alami. Tak seorang pun mampu menyelami apa isi
hati, apa pikiran, apa penderitaan atau kegembiraan kita. Pengalaman
hidup masing-masing adalah unik, bahkan walau peristiwa yang dialami
adalah sama. Hidup selalu mengandung perbedaan.
Maka
marilah kita berjuang menghadapi diri kita. Berjuang untuk tidak
memaksakan kehendak kita. Berjuang untuk tidak memaksakan kebenaran
kita. Berjuang untuk tidak memaksakan keseragaman di dunia yang
beragam ini. Berjuang untuk tidak merusak keindahan pelangi kehidupan
ini. Sebab kita adalah mahluk hidup yang masing-masing memiliki cara
pandang, kebiasaan, pemikiran dan perasaan sendiri-sendiri. Ingatlah
bahwa, jika Sang Pencipta sungguh-sungguh menghendaki keseragaman di
alam semesta ini, dan jika kita sungguh-sungguh percaya pada
ke-mahakuasa-an-Nya, bukankah dengan mudah Dia dapat membuat
kehidupan kita menjadi seragam? Dan karena sekarang nyata bahwa kita
hidup masing-masing dengan keunikan kita sendiri, bukankah itu
sungguh-sungguh juga berarti bahwa Dia memang menghendaki demikian?
Biarlah kita masing-masing kelak bertanggung-jawab atas segala hal
yang telah kita lakukan secara pribadi. Kita jangan khawatir dengan
diri kita dan juga jangan membuat sesama kita khawatir karena
keberadaan kita. Keberagaman itu indah. Keseragaman itu membosankan.
Dan aku percaya bahwa, Sang Pencipta pun tidak ingin kehidupan yang
diciptakan ini menjadi membosankan dan menjemukan bagi ciptaan-Nya.
Sungguh, pelangi itu amat indah!
Tonny Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar