“Kita sedang kekurangan orang-orang
baik” kata temanku dalam diskusi di awal tahun 2013 ini. Wajahnya
cenderung murung. Saat itu aku hanya terdiam. Apakah kita memang
sedang kekurangan orang-orang baik? Aku memikirkan banyak
teman-temanku. Aku memikirkan banyak orang lain yang kukenal atau
kuketahui. Tidakkah mereka semua adalah orang-orang baik juga? Apakah
makna orang-orang baik itu baginya. Dan bagiku sendiri?
Dan tiba-tiba aku merasa bahwa
sesungguhnya kita bukannya kekurangan orang baik. Aku malah yakin
bahwa, ada jauh lebih banyak orang baik di negeri ini daripada orang
brengsek yang senang memanipulasi dan korup. Tidak. Kita tidak pernah
kekurangan orang baik. Yang ada, mungkin, adalah kita kekurangan
orang-orang yang peduli. Kehidupan jaman ini telah membuat sebagian
besar dari kita sering gagal untuk peduli terhadap ketidak-adilan
yang telah dan sedang terjadi.
Dunia komunikasi yang kian canggih, dan
membuat semua peristiwa dapat terkabarkan dalam waktu nyata (real
time) telah membuat kita menjadi kehilangan kepekaan terhadap
lingkungan kehidupan ini. Sebuah peristiwa yang sedang diributkan
mendadak tenggelam oleh peristiwa lain lagi. Susul menyusul seakan
tanpa akhir. Dan memang tanpa akhir sejalan dengan waktu yang ada di
kesadaran kita. Dan kita pun menjadi bingung serta gagal untuk fokus.
Pada akhirnya membuat kita menjadi apatis dan tidak peka lagi
terhadap semua kekisruhan yang terjadi di sekitar kita.
Peristiwa nikah sirih lenyap oleh
peristiwa teror. Peristiwa teror lenyap oleh peristiwa tuduhan
korupsi seorang menteri. Dan peristiwa korup lenyap ditelan peristiwa
kecelakaan seorang putra menteri. Dan itulah kekuatan sekaligus
kelemahan dari dunia modern ini. Rentetan kejadian yang terus menerus
berganti membuat kita bingung dan tak tahu serta tak mampu untuk
menyikapinya karena kita tak tahu harus mulai dari mana. Kita
kehilangan daya untuk fokus. Kita kehilangan kepekaan lalu, karena
itu, membuat kita tidak peduli lagi atas rangkaian kejadian yang
menjadi membingungkan itu.
Maka sebaik bagaimana pun seseorang,
terpaksa harus mengakui keterbatasan kesadarannya dalam menyikapi
segala peristiwa yang telah, sedang dan akan terjadi. Pada akhirnya,
mungkin akan membuat kita muak, tidak peduli lalu berpikir bahwa,
adalah lebih baik memikirkan diri sendiri daripada terperosok dalam
perasaan gusar atau kecewa membaca serta menyaksikan segala
ketidak-adilan dalam masyarakat. Untuk apa? Orang-orang baik yang
kita pikirkan itu juga mempunyai masalahnya sendiri dalam dunia yang
semakin mengejar kesejahteraan materi ini. Dan selama kepentingannya
tidak terusik, untuk apa dia harus mengurus kepentingan orang lain?
Kepentingan banyak orang lain? Jika pun kita mau, kita sadar bahwa
tangan kita tak akan sampai. Tak pernah sampai.....
Mungkin kita patut merasa sedih atas
hal itu. Atau bahkan kecewa. Tetapi menurutku, orang-orang baik tidak
harus mereka yang berbuat sesuatu yang tampak besar. Orang-orang baik
adalah mereka yang mau berbuat sesuatu yang sederhana dalam hidup
ini. Mereka yang dapat mempertahankan kebaikan bagi dirinya sendiri.
Bagi orang-orang terdekatnya. Bagi masyarakat di lingkungannya. Satu
per satu dari titik awal yang dimulai dari dalam diri sendiri. Dan
perbuatannya yang sederhana sesungguhnya dapat membuat perubahan
besar walau mereka tak pernah dikenali secara nama. Mereka tidak
selalu muncul di berita waktu nyata tetapi ada dan terasa bagi
orang-orang di sekelilingnya. Dan karena itu perlahan-lahan dapat
mengubah kehidupan sesamanya. Tahap demi tahap. Sementara mereka tak
pernah terdeteksi karena orang-orang baik hanyalah orang-orang kecil
yang sederhana. Sangat sederhana. Serta tak pernah ingin untuk
menonjolkan diri.
Jadi di awal tahun 2013 ini, menurutku,
kita tidak kekurangan orang-orang baik. Bahkan sesungguhnya
orang-orang baik itu ada dan jauh lebih banyak daripada orang-orang
yang menurut pandangan kita tidak baik. Sebab kita sendiri dapat
menjadi orang-orang baik itu. Dengan lebih peduli terhadap kehidupan
ini. Dengan lebih menyadari keberadaan kita dan sesama. Dengan lebih
berfokus pada kesediaan kita untuk menerima hidup yang kita jalani
ini. Dan kita tahu bahwa kita tidak sendirian di dunia ini. Kita
tidak pernah sendirian. Sebab itu kita harus menerima perbedaan,
menikmati perbedaan. Dan bersyukur atas perbedaan itu. Selamat tahun
baru 2013.
Tonny Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar