18 Januari 2013

TUHAN ITU CINTA


Hidup ini kejam. Terkadang amat kejam. Dan kita harus menerimanya. Terpaksa harus menerimanya. Sebab memang begitulah hidup. Ada banyak pilihan yang salah. Ada banyak harapan yang tak terwujud. Dan setiap harapan kita hanya tinggal dalam impian. Dan tiap kali kita menghadapi situasi yang tidak diinginkan, dapat mematahkan semangat kita. Tidak setiap orang dapat menikmati hidupnya dalam ketenangan dan kebahagiaan. Tidak setiap orang mampu untuk mewujudkan segala yang diinginkannya dengan sempurna. Bahkan mungkin tak seorang pun akan mampu untuk membahagiakan dirinya sendiri dalam pikiran yang diangankannya. Hidup ini kejam. Siapa bilang tidak?

Tetapi Tuhan adalah cinta. Dan kita yang diciptakan sebagai gambaran citra-Nya harus menjalani apapun yang kita hadapi. Sekarang dan saat ini. Sebab itu, Dia telah memberikan teladan kepada kita semua. Bahwa hidup memang sering tidak menyenangkan. Ketidak-adilan. Kemunafikan. Kepentingan diri. Kesewenang-wenangan. Bukankah Dia sendiri bahkan telah mengurbankan diri-Nya dengan menerima kenyataan bahwa, walau pun berada dalam kebenaran, Dia harus disalibkan? Bahkan harus mati ditiang salib-Nya. Sementara tak satu pun yang datang menyelamatkan diri-Nya. Ditinggalkan dalam sepi. Sendirian menghadapi penderitaan-Nya. Rasa sakit dan pahit menerima segala kekecewaan, kepahitan dan kehancuran martabat-Nya. Didera. Ditelanjangi. Disodorkan air cuka. Ditikam. Hingga ajal tiba. Hingga maut datang. Tuhan adalah cinta.

Dan sesungguhnyalah, walau hidup ini sering terasa menyakitkan, sering seakan tanpa harapan, sering bahkan sama sekali tak menyediakan pilihan untuk keluar dari penderitaan itu, ternyata bahwa selalu akan ada kekuatan yang membuat kita harus bertahan hingga akhir tanpa membiarkan kebencian terhadap diri sendiri dan kepada orang lain. Sebab mereka tak tahu apa yang dilakukannya. Sebab mereka tak sadar bahwa segala perbuatan yang ditimpakan kepada kita adalah suatu ketidak-adilan dan kesewenang-wenangan. Padahal sering mereka meng-atas nama-kan semua perbuatan itu sebagai kehendak Tuhan. Tetapi Tuhan jauh, ya jauh lebih memahami hidup kita sendiri. Kebenaran adalah milik-Nya. Kebenaran adalah hak-Nya. Bukan milik kita. Bukan hak kita. Tuhan adalah cinta.

Maka kita, siapa pun kita, yang sedang dan akan menghadapi pahitnya kenyataan, mesti menjalani hidup ini dengan suatu tekad agar tidak mudah untuk menyerah. Bahkan agar tidak pernah menyerah. Kita harus memperjuangkan hidup ini dengan penuh daya dan semangat. Derita hanya ada dalam hidup di dunia ini. Derita hanya akan kita terima bersama kenyataan sekarang dan saat ini. Tetapi watu tidak hanya sekarang. Dan kenyataan tidak hanya saat ini. Langkah demi langkah kita akan menuju ke hari esok. Sesuai waktu yang diberikan-Nya kepada kita. Dan karena kita tidak pernah mengetahui ujung perjalanan kita di dunia ini, kita harus menghadapi dan menerima segala kenyataan ini. Sambil tetap berharap pada perubahan. Sambil tetap memperjuangkan perubahan. Sebab Tuhan adalah cinta. Dan setelah penderitaan-Nya, Dia bangkit dengan penuh kemuliaan. Dan kelak, kita pun akan bangkit bersama kemuliaan-Nya.

Hidup ini kejam. Seringkali teramat kejam. Tetapi siapa bilang bahwa hidup yang kita jalani haruslah lurus, lancar dan segala sesuatu dapat berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan? Siapa bilang bahwa kita harus selalu menerima kegembiraan tanpa secuil pun rasa kecewa, duka dan bahkan pahit menusuk selama kita hidup? Tidak kita, bahkan tidak juga Kristus sendiri. Jadi mari menerima dan menghadapi hidup ini dengan penuh kekuatan, kesabaran dan kesadaran bahwa segala sesuatu akan berubah menjadi indah pada waktunya kelak. Bahwa segala sesuatu pasti akan berujung pada kebahagiaan. Jika tabah menjalani hidup ini. Jika kita teguh menghadapi hidup ini. Jika kita tetap setia kepada-Nya. Tuhan itu cinta.

Dan kita pun adalah cinta. Sebagai gambaran citra-Nya di dunia ciptaan-Nya ini. Kita berikan cinta kepada dunia sama seperti teladan yang telah diberikan Tuhan sendiri kepada dunia ini. Setiap saat, sekarang dan esok, kita harus membagikan cinta kita kepada siapa pun karena segala sesuatu diciptakan oleh-Nya. Bahkan Dia telah mengurbankan diri-Nya sendiri bagi ciptaan-Nya sendiri. Jangan takut. Percayalah bahwa jauh di dalam lautan kekejaman hidup selalu tersembunyi harapan bahwa segala sesuatu dapat dan akan berubah. Bahwa cinta-Nya takkan pernah sia-sia. Takkan sia-sia. Dunia ini hanya sementara, tetapi Dia kekal. Dan Tuhan adalah cinta itu sendiri.

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...