Merdeka
seringkali menakutkan. Menakutkan karena dengan kemerdekaan kita
punya banyak pilihan dan kita harus memilih dari antara yang banyak
itu, seakan mencari setetes kebenaran di lautan kehidupan yang tak
terbatas. Sedang kita lebih suka hidup dalam satu kepastian yang
membuat kita nyaman, aman dan tak perlu berpikir dan mempertimbangkan
banyak kemungkinan. Maka kita seringkali berada di dunia ambigu,
rindu tapi benci. Kita ingin merdeka tetapi enggan untuk memilih.
Ingin bebas tetapi juga kepastian.
Merdeka
memang seringkali membuat kita bimbang pada apa yang benar dan apa
yang salah. Hidup menjadi beraneka warna, bukan lagi hitam atau putih
saja. Dan kita pun mengambang di antaranya. Dengan banyak
kekhawatiran. Dengan banyak ketakutan dan keragu-raguan. Apa yang
benar dan apa yang salah tidak lagi pasti. Kita hidup dalam pemikiran
kita masing-masing yang seringkali saling bertentangan demikian tajam
dan mustahil dipertemukan. Membuat kita bertanya-tanya, apakah
kemerdekaan yang kita miliki ini adalah sebuah anugerah atau sebuah
kutukan?
Tetapi
sesungguhnya kemerdekaan tidaklah berarti kebebasan secara mutlak.
Tidaklah berarti bahwa kita dapat melakukan apa saja sesuai dengan
keinginan kita saja tanpa memperdulikan orang lain. Tanpa
memperdulikan lingkungan sekitar kita. Tidak. Kemerdekaan selalu
memiliki rambu-rambu yang harus kita hormati. Keberadaan kita
tidaklah sendirian. Selalu ada orang lain, sesama kita, alam
lingkungan kita, semesta yang berada diluar kita yang juga memiliki
kemerdekaanya sendiri. Dan kita harus menyadari bahwa kemerdekaan
kita harus berbatasan dengan kemerdekaan mereka juga.
Maka
kemerdekaan tidak berarti bahwa kita sungguh bebas berbuat apa saja
demi diri kita, tetapi juga kita sungguh bebas berbuat demi sesama
dan lingkungan kehidupan kita. Ada tonggak-tonggak yang harus menjadi
patokan dimana kita tidak dapat melanggar dan melewatinya begitu saja
karena kita merasa bebas melaksanakan apapun yang kita inginkan.
Merdeka adalah kita tak ingin hak kita dilanggar sekaligus kita tak
dapat melanggar hak orang lain. Hak alam lingkungan. Hak siapa dan
apa saja. Tanpa mendatangkan bendana dan kesusahan bagi diri kita
sendiri. Sebab masing-masing dari kita memiliki kemerdekaan yang
sama. Yang tak berbeda. Dan tak bisa diutamakan.
Memang,
merdeka seringkali terasa menakutkan jika kita hanya mau menerima
satu kepastian yang aman dan nyaman bagi kita. Tetapi nyatanya hidup
tidaklah demikian. Hari esok bukanlah satu kepastian yang dapat kita
raih begitu saja. Bukan pula satu kebenaran yang harus sesuai dengan
anggapan kita. Kita harus jujur. Kita tidak bisa mengarahkan masa
depan sesuai keinginan kita. Dan segala ambisi, cita-cita dan hasrat
kita dapat hilang begitu saja. Lenyap demikian mudah. Dan riwayat
kita pun berakhir. Selesai. Tanpa pernah kita pastikan waktu dan
tempatnya. Demikian mudah. Demikian nyata.
Maka di hari
kemerdekaan ini, marilah kita bertanya, untuk siapakah kita
mendengungkan kata merdeka itu? Untuk apakah kemerdekaan itu kita
miliki? Dan bagaimanakah kita mempergunakan kemerdekaan kita?
Jangan-jangan yang kita pikirkan hanya bahwa kemerdekaan berarti
hanya bagi kepentingan, kebutuhan dan keinginan kita saja. Melulu
untuk diri kita. Dan itulah sebabnya merdeka menakutkan kita. Karena
kita tak pernah menyadari dan mengakui keberadaan yang lain di luar
diri kita. Padahal kita tidak sendiri. Tidak pernah sendiri.
Dirgahayu
Republik Indonesia!
Tonny
Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar