09 Agustus 2013

MERDEKA

Merdeka seringkali menakutkan. Menakutkan karena dengan kemerdekaan kita punya banyak pilihan dan kita harus memilih dari antara yang banyak itu, seakan mencari setetes kebenaran di lautan kehidupan yang tak terbatas. Sedang kita lebih suka hidup dalam satu kepastian yang membuat kita nyaman, aman dan tak perlu berpikir dan mempertimbangkan banyak kemungkinan. Maka kita seringkali berada di dunia ambigu, rindu tapi benci. Kita ingin merdeka tetapi enggan untuk memilih. Ingin bebas tetapi juga kepastian.

Merdeka memang seringkali membuat kita bimbang pada apa yang benar dan apa yang salah. Hidup menjadi beraneka warna, bukan lagi hitam atau putih saja. Dan kita pun mengambang di antaranya. Dengan banyak kekhawatiran. Dengan banyak ketakutan dan keragu-raguan. Apa yang benar dan apa yang salah tidak lagi pasti. Kita hidup dalam pemikiran kita masing-masing yang seringkali saling bertentangan demikian tajam dan mustahil dipertemukan. Membuat kita bertanya-tanya, apakah kemerdekaan yang kita miliki ini adalah sebuah anugerah atau sebuah kutukan?

Tetapi sesungguhnya kemerdekaan tidaklah berarti kebebasan secara mutlak. Tidaklah berarti bahwa kita dapat melakukan apa saja sesuai dengan keinginan kita saja tanpa memperdulikan orang lain. Tanpa memperdulikan lingkungan sekitar kita. Tidak. Kemerdekaan selalu memiliki rambu-rambu yang harus kita hormati. Keberadaan kita tidaklah sendirian. Selalu ada orang lain, sesama kita, alam lingkungan kita, semesta yang berada diluar kita yang juga memiliki kemerdekaanya sendiri. Dan kita harus menyadari bahwa kemerdekaan kita harus berbatasan dengan kemerdekaan mereka juga.

Maka kemerdekaan tidak berarti bahwa kita sungguh bebas berbuat apa saja demi diri kita, tetapi juga kita sungguh bebas berbuat demi sesama dan lingkungan kehidupan kita. Ada tonggak-tonggak yang harus menjadi patokan dimana kita tidak dapat melanggar dan melewatinya begitu saja karena kita merasa bebas melaksanakan apapun yang kita inginkan. Merdeka adalah kita tak ingin hak kita dilanggar sekaligus kita tak dapat melanggar hak orang lain. Hak alam lingkungan. Hak siapa dan apa saja. Tanpa mendatangkan bendana dan kesusahan bagi diri kita sendiri. Sebab masing-masing dari kita memiliki kemerdekaan yang sama. Yang tak berbeda. Dan tak bisa diutamakan.

Memang, merdeka seringkali terasa menakutkan jika kita hanya mau menerima satu kepastian yang aman dan nyaman bagi kita. Tetapi nyatanya hidup tidaklah demikian. Hari esok bukanlah satu kepastian yang dapat kita raih begitu saja. Bukan pula satu kebenaran yang harus sesuai dengan anggapan kita. Kita harus jujur. Kita tidak bisa mengarahkan masa depan sesuai keinginan kita. Dan segala ambisi, cita-cita dan hasrat kita dapat hilang begitu saja. Lenyap demikian mudah. Dan riwayat kita pun berakhir. Selesai. Tanpa pernah kita pastikan waktu dan tempatnya. Demikian mudah. Demikian nyata.

Maka di hari kemerdekaan ini, marilah kita bertanya, untuk siapakah kita mendengungkan kata merdeka itu? Untuk apakah kemerdekaan itu kita miliki? Dan bagaimanakah kita mempergunakan kemerdekaan kita? Jangan-jangan yang kita pikirkan hanya bahwa kemerdekaan berarti hanya bagi kepentingan, kebutuhan dan keinginan kita saja. Melulu untuk diri kita. Dan itulah sebabnya merdeka menakutkan kita. Karena kita tak pernah menyadari dan mengakui keberadaan yang lain di luar diri kita. Padahal kita tidak sendiri. Tidak pernah sendiri.

Dirgahayu Republik Indonesia!


Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...