“Mereka
diberi target pembelian sebesar Rp. 120 juta perbulan untuk
mendapatkan harga murah sehingga dapat bersaing di pasar...”
demikian kata seorang temanku, seorang kepala bagian penjualan sebuah
perusahaan barang konsumen. Kami sedang bercerita tentang betapa
cepatnya sebuah usaha berkembang dan membuka cabangnya dimana-mana.
“Dengan membuka cabang,
terutama dimana sebuah daerah mulai berkembang, mereka memastikan
penjualannya akan meningkat sehingga target yang diberikan oleh
distributor dapat dipenuhi. Dan keuntungan yang diterima pun dapat
lebih tinggi...”
Saya teringat
seorang teman yang bekerja di bagian kredit sebuah Bank. Dia mendapat
target untuk mencapai jumlah tertentu peminjaman sehingga dia
berusaha untuk mendapatkan orang-orang yang mau menerima pinjaman
dari Bank itu. Kadang dengan membujuk orang yang sebenarnya tidak
atau belum membutuhkan dana tunai untuk mengembangkan usahanya.
Demikian juga mereka yang bekerja di bagian deposito mendapat target
untuk mengumpulkan sejumlah tertentu pula orang-orang yang mau
menyimpan dananya di Bank itu. Agar dapat dipinjamkan kembali.
Keuntungan pun mengalir dari masuk dan keluarnya dana tersebut. Makin
banyak dana diterima, makin banyak yang dapat dipinjamkan, makin
tinggi pula keuntungan yang diperoleh. Demikianlah para pegawai
diberi target untuk meraih bagiannya masing-masing.
Demikianlah,
para pegawai punya target untuk mendapatkan bonus dan mempertahankan
jabatannya. Para pengusaha punya target agar dapat menaikkan laba dan
mengembangkan usahanya. Semua punya sasaran yang ingin dicapai.
Tujuan yang mau diraih. Maka setiap saat kita berupaya, bahkan sering
dengan segala cara, agar target yang kita inginkan dapat dicapai.
Itulah mengapa kita sering menerima sms, telpon atau surat atau juga
surat elektronik yang isinya penawaran kepada kita. Kadang dengan
iming-iming yang sangat menggoda agar kita tertarik untuk menerima
atau membeli sesuatu yang barangkali sama sekali tidak kita butuhkan.
Karena mereka harus bekerja. Karena mereka harus hidup. Dengan
memenuhi target yang diberikan kepada kita, bonus pun mengalir.
Dompet makin penuh. Dan kita dapat tersenyum gembira.
Target.
Memang, kita semua pasti memiliki target dalam hidup ini. Bukan hanya
selama kita hidup tetapi terutama setelah kita hidup di dunia ini.
Maka target paling utama sesungguhnya adalah bagaimana kelak kita
meraih kekekalan bersama Sang Pencipta. Bagaimana kelak kita
mendapatkan kebahagiaan setelah semua upaya dan kerja keras kita di
dunia ini berakhir. Dan kita menuju kepada-Nya. Setiap hari atau
bahkan setiap saat kita berharap, kita berdoa agar kita dapat
mencapai sasaran itu. Tetapi apakah sungguh perjuangan kita untuk
meraih kehidupan kekal itu sekeras dan seulet upaya kita untuk meraih
keberhasilan duniawi? Apakah sungguh kita lebih mengutamakan target
menuju kepada Sang Pencipta daripada target yang diberikan kepada
kita demi keuntungan duniawi?
Maka menjadi
suatu pertanyaan, jika terjadi pertentangan antara target kehidupan
duniawi dengan target kehidupan kekal kelak, manakah yang kita pilih?
Tidakkah sering kita lebih menyerah pada keinginan duniawi daripada
apa yang ingin kita raih setelah hidup ini usai? Tidakkah kita lebih
memilih untuk menipu, untuk korupsi, untuk menghalalkan segala cara
demi memenuhi target-target pribadi kehidupan kita di dunia ini
daripada berbuat jujur, adil dan tidak melakukan hal-hal yang dapat
merugikan orang lain? Tidakkah ternyata sering target yang diberikan
oleh pekerjaan dan usaha kita jauh lebih utama daripada target utama
kita sendiri agar kelak dapat bersatu dengan Sang Pencipta? Bukankah
lebih sering kita melanggar perintah-Nya daripada melanggar perintah
pimpinan, daripada melanggar kepentingan diri kita yang hanya sesaat
di dunia ini?
Hidup ini
singkat. Tetapi sering kita tak sadar akan hal itu. Setiap hari,
setiap saat kita mengalami peristiwa yang saling bertentangan antara
kenikmatan duniawi yang nyata dapat kita rasakan sekarang dengan
tujuan utama kehidupan yang terasa jauh dan seolah tak berujung
sehingga kita lalaikan begitu saja. Kita tak sadar bahwa, setiap
saat, hidup ini dapat segera usai dan kita menuju kepada-Nya. Pada
saat itu terjadi, semoga kita semua mampu mempertanggung-jawabkan
segala apa yang telah kita lakukan selama berada di dunia ini. Semoga
kita semua dapat berkata dengan sejujur-jujurnya bahwa, kita telah
berbuat yang terbaik bagi Sang Pencipta daripada berbuat
sebaik-baiknya hanya bagi diri dan kepentingan kita sendiri. Semoga
kita semua dapat mencapai target utama kehidupan kita, bukan hanya
sekedar target hidup sehari-hari yang fana di dunia. Semoga demikian
adanya. Tuhan memberkati. Amin.
Tonny
Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar