21 Januari 2008

DI PERON TERAKHIR

Di peron yang muram ini

Angin menyeringai dengan ganas

Kursi-kursi tunggu

Diam membisu

Dengan keponggahan diri

Kata akhir tanpa makna


 

Pelan-pelan kureguk sepi

Karena pada sepi, jiwa terasing

Tak kuasa mengelaki rasa perih

Yang kini datang satu satu


 

Daun kering di mata kaki

Tertelungkup dalam gita hidup

Yang telah kita titi

Bersama jalan nasib


 

Di peron terakhir ini

Kita segera tertawai riwayat

Karena siulannya telah pergi

Tertinggal di pengkolan waktu

Kata pisah tanpa ujung

Tonny Sutedja


 

Tidak ada komentar:

WAKTU

  Sering, saat malam kelam, aku menatap puluhan, ratusan bahkan ribuan bintang yang kelap-kelip di langit di atas kepalaku. Panorama yang ha...