Adapun ketika langit memerah
Tak ada suara berbunyi riuh
Waktu lewat dengan diam
Kita merenung menyambut malam
Dulu, semasih pagi
Telah kita susun kata
Satu per satu
Menjadi kalimat indah
Sambil menyeruput sari markisa
Kita bicarakan masalah haus
Lalu menertawai diri
Atas segala ironi ini
Ternyata hidup tak juga tuntas
Ocehan kita pun tetap sama
Bicara dan bicara dan bicara
Sementara kita tak pernah merasa haus
Tetapi pantaskah kita hanya diam?
Langit memerah, sebentar lagi gelap
Setelah puas menertawai kebodohan diri
Kita duduk dan mengharap
Agar ketakberdayaan itu segera usai
Tonny Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar